Pertanyaan dari Rida di Surabaya :
Hai dokter, saya seorang wanita berusia 35 tahun. Saya baru saja menemukan benjolan kecil sebesar 1 cm di payudara kanan saya. Saya berencana untuk memeriksanya, namun saya takut apabila ini merupakan kanker payudara. Saya juga khawatir jika saya harus menjalani kemoterapi apabila ternyata ini kanker. Apakah setiap pengobatan kanker payudara memerlukan kemoterapi? Jika tidak, apa saja pilihan pengobatan lain yang tersedia? (Rida, Surabaya)
Jawaban :
Terima kasih telah bertanya, Rida. Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa tidak semua benjolan di payudara merupakan kanker payudara (malignan). Sebenarnya, sekitar 80% benjolan payudara adalah tumor jinak. Jadi, sebelum merasa takut, sebaiknya anda periksakan benjolan tersebut untuk memastikan jenis dan kondisinya, sehingga tindakan medis yang tepat bisa segera diambil.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di payudara, sebagian besar berasal dari kelenjar payudara. Setiap kanker payudara memiliki sifat dan gejala yang berbeda, bahkan jika stadiumnya sama, sehingga jenis pengobatan yang dibutuhkan juga bisa berbeda. Jadi, tidak semua kasus kanker payudara memerlukan kemoterapi.
Untuk menentukan pengobatan yang paling sesuai untuk kanker payudara, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan imunohistokimia (IHC). Pemeriksaan ini melibatkan penilaian reseptor hormon estrogen dan progesteron, protein HER2, dan laju pertumbuhan kanker (KI-67).
Pada kasus kanker payudara stadium awal, jika IHC tidak menunjukkan adanya reseptor hormon estrogen dan progesteron, serta tidak ada protein HER2, biasanya pertumbuhannya akan cepat. Untuk kasus ini, kemoterapi biasanya diperlukan sebagai terapi tambahan.
Namun, jika pada kanker payudara stadium awal ditemukan adanya reseptor hormon estrogen dan progesteron, serta tidak ada protein HER2, pertumbuhannya mungkin lambat. Untuk kasus ini, pengobatan bisa dilakukan dengan operasi dan terapi hormonal, dan kemoterapi mungkin tidak diperlukan.
Terapi hormonal bekerja dengan menghentikan siklus sel, sehingga sel kanker tidak dapat membelah diri. Ada dua kategori orang yang dapat menggunakan terapi hormonal: wanita yang masih menstruasi dan wanita yang telah menopause. Efek samping dari terapi hormonal bisa berupa peningkatan kekentalan darah pada wanita yang belum menopause dan nyeri sendi atau pengeroposan tulang pada wanita yang telah menopause. Namun, efek samping ini bisa diatasi dengan obat-obatan dan suplemen.
Jadi, jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan payudara Anda atau menemukan benjolan, segeralah konsultasikan kepada dokter. Ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat secepat mungkin. Dan ingat, 80% benjolan payudara adalah jinak, jadi tidak perlu merasa takut.
MedicElle Clinic adalah klinik khusus wanita pertama dan satu-satunya di Jawa Timur dengan seluruh tenaga medisnya perempuan. Klinik ini menyediakan berbagai layanan medis termasuk pemeriksaan kesehatan, spesialis bedah dan payudara, dan lainnya.
Apakah Anda sedang mencari klinik spesialis kanker payudara di Surabaya? Segera konsultasikan keluhan Anda dengan dokter spesialis kami. Hubungi kami melalui:
Our Location : Jalan Raya Gubeng no. 11 Surabaya, 60281
Email : cs.medicelle@gmail.com
Whatsapp : 08990118008
Office : +62 31 3000 9009
Customer Service : +62 31 3000 8008
Narasumber :
dr. Een Hendarsih, Sp.PD-KHOM.
Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik
MedicElle Clinic Surabaya
Sumber :
https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/kanker-payudara-apakah-harus-selalu-kemoterapi-20CZ7J8QX1X/full/gallery/2