Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan, termasuk pada struktur gigi dan jaringan pendukungnya. Salah satu keluhan yang sering muncul pada usia dewasa adalah gigi yang mulai merenggang atau bergeser dari posisinya. Meski tampak sepele, kondisi ini bisa menurunkan rasa percaya diri dan memengaruhi fungsi mengunyah. Apa penyebab sebenarnya, dan bagaimana mencegahnya? Artikel ini akan membahas faktor biologis, kebiasaan buruk, hingga perawatan yang bisa menjaga susunan gigi tetap ideal.

Penurunan Kekuatan Jaringan Gusi dan Tulang Penyangga

Dengan bertambahnya usia, gusi dan tulang penyangga gigi mengalami penurunan fungsi. Jaringan ini bisa menyusut dan melemah, sehingga gigi menjadi kurang kokoh dalam posisinya. Akibatnya, gigi dapat bergeser secara perlahan dan tampak renggang. Peneliti dari jurnal Nature menemukan bahwa tulang di sekitar gigi pada orang dewasa bisa menjadi kurang “adaptif”, sehingga tidak mampu menahan gigi permanen di tempatnya. Proses ini makin terasa saat kita bertambah tua, terutama jika kita tidak rajin merawat kebersihan mulut (Zhang et al., 2024). Jika tidak dijaga sejak dini, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah kesehatan gigi yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan mulut dan melakukan pemeriksaan rutin.

Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruxism)

Bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi, baik saat terjaga maupun saat tidur, memberikan tekanan berlebihan pada gigi dan rahang. Tekanan ini, meski kecil dan tidak disadari, akan terakumulasi seiring waktu dan menyebabkan gigi perlahan bergeser dari tempat semula. Dalam sebuah buku medis dari Springer, disebutkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan bruxism lebih rentan mengalami kerusakan di jaringan sekitar gigi dan lebih cepat mengalami perubahan posisi gigi (Zhang et al., 2019). Ciri umum bruxism adalah nyeri rahang, gigi aus, hingga sakit kepala di pagi hari. Menggunakan pelindung gigi (night guard) bisa membantu mengurangi dampak bruxism dan menjaga posisi gigi tetap stabil.

Mulut dengan Gigi Hilang

Gigi yang Dicabut Tidak Diganti

Kehilangan satu atau beberapa gigi tanpa penggantian menyebabkan ruang kosong di rongga mulut. Akibatnya, gigi-gigi di sekitarnya akan bergeser ke arah ruang tersebut, sebuah fenomena alami yang disebut mesial drift. Dalam jangka panjang, perubahan posisi ini bisa membuat gigi tidak rata, mengganggu pengunyahan, bahkan menyebabkan masalah pada sendi rahang. Mengganti gigi yang hilang dengan implan atau gigi tiruan adalah solusi yang tepat untuk mencegah pergeseran gigi.

Perubahan Hormon Saat Menopause

Wanita yang memasuki masa menopause mengalami penurunan hormon estrogen, yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang dan kekuatan jaringan tubuh, termasuk pada tulang rahang dan gusi. Penelitian menunjukkan bahwa saat hormon estrogen menurun, tulang rahang pun jadi lebih mudah keropos, sehingga gigi bisa menjadi lebih longgar dan berpindah posisi (Zhang et al., 2024). Menjaga kesehatan gusi dan melakukan pemeriksaan gigi rutin sangat disarankan di masa perimenopause dan menopause.

Pentingnya Scaling dan Perawatan Gusi Rutin

Scaling gigi atau pembersihan karang gigi tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga mempertahankan kekuatan jaringan gusi. Karang gigi yang menumpuk bisa memicu peradangan, membuat gusi turun dan gigi menjadi goyah. Menurut pakar kesehatan dari buku medis Springer, scaling secara berkala penting untuk mencegah infeksi gusi dan menjaga tulang rahang tetap sehat (Sheikh & Perry, 2021). Perawatan ini sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali untuk mencegah periodontitis dan menjaga posisi gigi tetap stabil. Di klinik yang khusus menangani pasien wanita seperti MedicElle Clinic, pasien bisa merasa lebih nyaman dalam menjalani perawatan gigi secara berkala.

Baca juga: Mengenal Scaling Gigi: Proses, Tujuan, dan Manfaatnya

Memasang Retainer Transparan

Penggunaan Retainer Pasca-Behel

Retainer adalah alat penting untuk menjaga posisi gigi setelah perawatan behel selesai. Tanpa penggunaan retainer, gigi cenderung kembali ke posisi semula karena jaringan ligamen belum sepenuhnya stabil. Ada dua jenis retainer: permanen dan lepas-pasang. Pemilihan jenis retainer disesuaikan dengan kebutuhan pasien, dan penggunaannya bisa berlangsung selama beberapa tahun. Penggunaan retainer yang tepat akan memastikan hasil ortodontik bertahan jangka panjang.

Kesimpulan

Gigi yang merenggang di usia dewasa bisa disebabkan oleh banyak faktor—baik alami maupun akibat kebiasaan. Penurunan jaringan gusi, bruxism, kehilangan gigi yang tidak ditangani, hingga perubahan hormon saat menopause semuanya berkontribusi terhadap perubahan posisi gigi. Namun, dengan tindakan pencegahan seperti scaling rutin, penggantian gigi yang hilang, dan penggunaan retainer, kondisi ini dapat diminimalisir. Menjaga gigi tetap rapat dan sehat hingga usia lanjut bukan hal yang mustahil jika dilakukan dengan perawatan yang tepat.

Lakukan Pemeriksaan Gigi Rutin di MedicElle Clinic

Jangan tunggu hingga gigi terasa longgar atau mulai renggang untuk memeriksakan diri. Di MedicElle Clinic, Anda bisa melakukan pemeriksaan gigi, scaling, hingga konsultasi ortodontik bersama dokter wanita berpengalaman yang memahami kebutuhan kesehatan wanita secara menyeluruh. Lindungi senyum sehat Anda dengan tindakan yang tepat sejak sekarang.

Segera konsultasikan keluhan Anda dengan dokter spesialis gigi. Hubungi kami melalui:

Our Location: Jalan Raya Gubeng no. 11 Surabaya, 60281
Email: cs.medicelle@gmail.com
Whatsapp: 08990118008
Office: +62 31 3000 9009
Customer Service: +62 31 3000 8008

Referensi Ilmiah:

  1. Zhang, Y., Yan, J., Zhang, Y., Liu, H., & Han, B. (2024). Age-related alveolar bone maladaptation in adult orthodontics: finding new ways out. International Journal of Oral Science. https://www.nature.com/articles/s41368-024-00319-7
  2. Zhang, S., Duan, X., Doi, K., & Yuan, Q. (2019). Other Conditions Affecting Dental Implant Treatment. Dalam Dental Implant Treatment in Medically Compromised Patients. Springer. https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-28557-9_10
  3. Sheikh, O., & Perry, M. (2021). The Lips, Mouth, Tongue and Teeth: Part II. Dalam Diseases and Injuries to the Head, Face and Neck. Springer. https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-53099-0_25

Our Spesialist

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Icon