Mengonsumsi antibiotik harus tepat guna, tepat dosis, tepat waktu dan harus dilakukan sesuai petunjuk dokter. Jika dikonsumsi sembarangan, antibiotik belum tentu menyembuhkan penyakit, tetapi justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan. 

Mengacu pada jurnal ilmiah Pengetahuan Dan Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi Pada Masyarakat Kota yang menjelaskan “Antibiotik merupakan zat kimiawi yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Terjadinya peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik karena faktor kurangnya informasi yang akurat sehingga dapat mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi yang tidak tepat.”

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak hanya merugikan tubuh, namun juga dapat memperburuk kondisi yang memiliki banyak risiko dan konsekuensi yang serius dalam jangka panjang. Untuk menghindari penggunaan antibiotik sembarangan, berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus berhati-hati dan perlu pengawasan medis yang tepat.

Antibiotik Hanya untuk Infeksi Bakteri

Antibiotik bekerja dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, antibiotik hanya efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Banyak orang yang salah menggunakan antibiotik sebagai obat infeksi virus, seperti flu atau pilek. Namun, antibiotik tidak bisa membunuh virus, sehingga memberikan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus hanya sia-sia dan juga dapat menyebabkan efek samping yang merugikan.

Ilustrasi Test Resistensi Antibiotik

Risiko Resistensi Antibiotik

Salah satu dampak terbesar dari penggunaan antibiotik sembarangan adalah munculnya resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap efek antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobatinya. Hal ini menyebabkan infeksi yang sebelumnya mudah diobati menjadi lebih sulit diatasi dan memerlukan obat yang lebih kuat dan mahal. Resistensi antibiotik dapat menyebabkan wabah infeksi yang lebih berat bahkan berisiko fatal.

Efek Samping yang Tidak Diinginkan

Meskipun bermanfaat dalam mengatasi infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping apalagi bila disalahgunakan. Efek sampingnya dapat berupa:

  1. Mual 
  2. Diare
  3. Reaksi alergi
  4. Kerusakan pada organ tubuh jika digunakan sembarangan
  5. Kekebalan kuman pada antibiotik 
  6. Kematian

Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti instruksi dokter mengenai dosis dan durasi pengobatan antibiotik.

Penyalahgunaan Antibiotik

Penyalahgunaan antibiotik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk resistensi bakteri, yang menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Oleh karena itu, memahami bentuk-bentuk penyalahgunaan antibiotik sangat penting agar penggunaannya lebih bijak dan efektif. Berikut ini adalah beberapa bentuk penyalahgunaan antibiotik yang perlu dihindari:

1. Salah Peruntukan 

Antibiotik dipergunakan untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri saja, tidak bisa untuk peyebab laiinya.  Seperti anak meler, belum tentu disebabkan oleh bakteri, bisa saja infeksi virus atau bahkan hanya reaksi alergi, maka penggunaan antibiotik menjadi percuma. 

2. Salah Jenis antibiotik

Antibiotik memiliki berbagai jenis yang dirancang untuk melawan mikroorganisme tertentu, termasuk kuman aerob dan anaerob. Antibiotik untuk infeksi saluran napas, misalnya, sering berbeda dengan antibiotik yang digunakan untuk infeksi saluran cerna. Penggunaan antibiotik yang salah—baik dari segi jenis, dosis, maupun durasi—tidak hanya gagal menyembuhkan infeksi tetapi juga dapat memperburuk masalah kesehatan. Salah satu risiko utamanya adalah munculnya resistensi antibiotik, di mana kuman menjadi lebih kuat dan tidak lagi merespons pengobatan. Selain itu, tubuh juga terbebani dalam mengelola metabolisme dan ekskresi obat yang tidak sesuai kebutuhan, yang dapat menyebabkan efek samping atau komplikasi.

3. Salah Dosis antibiotik 

Dosis antibiotik harus tepat sesuai dengan anjuran. Jika dosis terlalu rendah, antibiotik mungkin tidak efektif membunuh bakteri secara tuntas, sehingga meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Hal ini memungkinkan bakteri menjadi lebih kuat dan sulit diobati di masa depan. Sebaliknya, jika dosis terlalu tinggi, tubuh dapat mengalami efek samping, seperti kerusakan ginjal, hati, atau sistem pencernaan, serta reaksi alergi yang berat. Selain itu, overdosis dapat membebani metabolisme tubuh dalam mengelola ekskresi obat, yang berpotensi menyebabkan toksisitas.

4. Salah Waktu pemberian antibiotik 

Waktu pemberian antibiotik yang tidak sesuai dapat mengurangi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko resistensi bakteri. Antibiotik dirancang untuk bekerja dengan konsentrasi tertentu dalam darah yang harus dijaga selama pengobatan. Jika pemberian antibiotik terlambat atau tidak teratur, kadar obat dalam tubuh bisa menurun di bawah tingkat yang efektif, sehingga bakteri tidak sepenuhnya dibasmi. Hal ini memungkinkan bakteri bertahan hidup, berkembang biak, dan bahkan menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Sebaliknya, pemberian yang terlalu dekat atau berlebihan dapat meningkatkan risiko efek samping, seperti toksisitas atau gangguan fungsi organ.

Sesuai dengan penjabaran diatas maka penting sekali untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan aturan dan anjuran dokter. 

Ilustrasi Minum Antibiotik

Bahaya Menggunakan Antibiotik Sisa

Sering kali, pasien yang telah sembuh dari infeksi tidak menyelesaikan sisa antibiotik yang diberikan oleh dokter. Menggunakan antibiotik dari pengobatan sebelumnya tanpa saran medis dapat berbahaya. Hal ini karena tidak semua bakteri dalam tubuh mati dengan dosis yang belum selesai dan penggunaan antibiotik yang tidak lengkap dapat mengarah pada infeksi ulang yang lebih parah serta memperburuk resistensi bakteri.

Berkontribusi pada Krisis Kesehatan Global

Resistensi antibiotik bukan hanya masalah individu, tetapi juga merupakan krisis kesehatan global. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan wabah penyakit yang lebih sulit diobati. Hal ini dapat mengarah pada lonjakan angka kematian akibat infeksi yang dulunya dapat disembuhkan dengan mudah. Diperkirakan hingga 2025 terdapat 10 juta orang yang meninggal dikarenakan resistensi antibiotik. Oleh karena itu, penting untuk tidak menyalahgunakan antibiotik dan mengikuti arahan medis untuk mencegah masalah global yang lebih besar.

Mengabaikan Solusi yang Tepat

Mengonsumsi antibiotik sembarangan sering kali mengalihkan perhatian dari pengobatan yang lebih tepat dan efektif. Banyak infeksi ringan atau penyakit yang dapat sembuh dengan perawatan lainnya, seperti obat-obatan yang lebih sederhana, perawatan rumah, atau istirahat yang cukup. Menggunakan antibiotik tanpa indikasi tepat dapat menunda atau menggantikan pengobatan yang lebih sesuai, pada akhirnya akan memperburuk kondisi kesehatan pasien.

Kesimpulan

Antibiotik adalah obat yang sangat penting untuk mengatasi infeksi bakteri, namun penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk medis. Penggunaan antibiotik yang sembarangan tidak hanya dapat menyebabkan efek samping, tetapi juga berisiko menyebabkan resistensi antibiotik, yang dapat mempersulit pengobatan infeksi di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting mengonsumsi antibiotik yang hanya diresepkan oleh dokter dan mengikuti dosis serta durasi pengobatan yang diberikan. Dengan begitu, kita dapat melindungi diri dan juga menjaga efektivitas antibiotik untuk generasi mendatang.

Rekomendasi Klinik Berobat Terbaik

Jangan konsumsi antibiotik tanpa anjuran dokter untuk menjaga kesehatan Anda tetap optimal. Percayakan kebutuhan konsultasi kesehatan Anda hanya di MedicElle Clinic, klinik berobat terbaik dengan pelayanan terpercaya!

Segera konsultasikan keluhan Anda dengan dokter umum. Hubungi kami melalui:

Our Location: Jalan Raya Gubeng no. 11 Surabaya, 60281
Email: cs.medicelle@gmail.com
Whatsapp: 08990118008
Office: +62 31 3000 9009
Customer Service: +62 31 3000 8008

Our Specialist

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp Icon