Diare merupakan gangguan pencernaan yang sering dialami oleh banyak orang karena adanya infeksi bakteri. Dilansir dari jurnal ilmiah Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Pengasuh Dengan Kejadian Diare Pada Balita menjelaskan bahwa “Salah satu penyakit menular adalah diare. Penyakit diare dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan, pendidikan yang meliputi pengetahuan, dan keadaan sosial ekonomi. Sementara itu penyebab dari penyakit diare itu sendiri antara lain virus yaitu Rotavirus (40-60%), bakteri Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%) dan parasit Entamoeba hystolitica (<1%) Diare dapat terjadi karena higiene dan sanitasi yang buruk, malnutrisi, lingkungan padat dan sumber daya medis yang buruk (Widoyono, 2008).”
Umumnya diare terjadi karena adanya makanan atau air yang terkontaminasi. Bakteri penyebab diare bisa beragam dengan karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap tubuh. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa bakteri penyebab diare yang harus diwaspadai, serta sumber infeksi, gejala, risiko, dan cara pencegahannya.
1. Escherichia coli (E. coli)
Bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang umumnya terdapat di saluran pencernaan manusia dan hewan. Namun, beberapa jenis E. coli, seperti E. coli O157:H7, dapat menghasilkan toksin yang menyebabkan diare berdarah yang parah. Sumber infeksi E. coli sering berasal dari makanan atau air yang terkontaminasi, terutama daging mentah atau setengah matang, produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau sayuran yang tercemar. Gejala yang timbul biasanya diare berdarah, perut sakit, dan demam. Infeksi berat dari bakteri ini dapat mengarah pada sindrom uremik hemolitik yang dapat merusak ginjal. Sebagai upaya pencegahan, kita perlu memasak daging dengan benar, mencuci tangan secara rutin, dan hindari mengonsumsi makanan atau air yang tidak terjamin kebersihannya.
2. Salmonella
Salmonella adalah bakteri penyebab diare yang ditemukan pada makanan mentah, terutama daging ayam, telur, dan produk susu. Sumber infeksi biasanya berasal dari makanan atau air yang terkontaminasi dengan kuman ini. Gejalanya seperti diare, demam, mual, muntah, dan kram perut. Infeksi Salmonella sering kali sembuh dengan sendirinya, tetapi pada beberapa kasus, risiko infeksi dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi yang lebih serius. Untuk mencegahnya, pastikan makanan matang sempurna, mencuci bersih tangan setelah menyentuh makanan mentah, dan menjaga kebersihan dapur.
3. Shigella
Bakteri Shigella adalah penyebab diare yang mudah menular hanya dengan bersentuhan langsung dengan orang yang sakit atau makan makanan dan minuman air yang kotor. Sumber infeksi utama Shigella adalah makanan yang terkontaminasi oleh tinja manusia. Infeksi Shigella biasanya mengalami diare berdarah, perut sakit, dan demam. Penyakit ini bisa sangat berbahaya, terutama untuk anak-anak dan lansia, karena dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh yang parah. Pencegahan infeksi Shigella dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi, mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet, dan menghindari makanan atau air yang tercemar.
4. Vibrio cholerae (Kolera)
Vibrio cholerae adalah bakteri penyebab kolera yang menyebabkan diare berat dan dehidrasi ekstrem. Sumber infeksi utama Vibrio cholerae biasanya dari air yang terkontaminasi, terutama di daerah dengan sanitasi buruk. Gejalanya meliputi diare berair yang sangat banyak, muntah, dan kram perut. Infeksi kolera dapat menyebabkan dehidrasi parah hingga kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat. Untuk mencegah kolera, pastikan minum air bersih, masak air sebelum diminum, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
5. Campylobacter jejuni
Campylobacter jejuni adalah bakteri yang sering ditemukan pada unggas, daging sapi, dan susu yang tidak dipasteurisasi. Sumber infeksi utama adalah konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar atau terkontaminasi. Gejala infeksi Campylobacter antara lain, diare, kram perut, mual, dan demam. Infeksi Campylobacter dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sindrom Guillain-Barré, yang berisik pada sistem saraf. Upaya pencegahan meliputi pengolahan daging dengan benar, seperti masak pada suhu yang aman, hindari konsumsi produk susu mentah atau belum dipasteurisasi.
6. Clostridium difficile (C. difficile)
Clostridium difficile, atau C. difficile, adalah bakteri yang ditemukan pada individu yang telah mengonsumsi antibiotik dalam waktu lama. Bakteri ini dapat menyebabkan diare parah dan radang usus besar (kolitis). Sumber infeksi C. difficile biasanya berasal dari penggunaan antibiotik yang mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus. Gejala infeksi C. difficile yaitu diare berat, demam, dan nyeri perut. Pencegahan C. difficile dilakukan dengan menggunakan antibiotik hanya jika diperlukan, mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet, dan menjaga kebersihan rumah sakit atau fasilitas medis.
7. Yersinia enterocolitica
Yersinia enterocolitica adalah bakteri yang dapat menyebabkan diare dan infeksi usus lainnya. Sumber infeksi utamanya dari konsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik, terutama daging babi, serta air yang terkontaminasi. Gejala infeksi Yersinia ditandai dengan diare, demam, dan nyeri perut. Meskipun kebanyakan orang akan sembuh tanpa pengobatan, infeksi ini berpotensi menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti peradangan sendi atau arthritis. Untuk menghindari bakteri ini pastikan memasak daging dengan benar dan menjaga kebersihan makanan.
8. Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes adalah bakteri penyebab infeksi makanan yang dapat menyebabkan diare, demam, dan mual. Sumber infeksi Listeria umumnya ditemukan pada produk susu yang tidak dipasteurisasi, daging yang tidak dimasak dengan baik, dan sayuran mentah yang terkontaminasi. Listeria berbahaya terutama bagi ibu hamil, bayi, orang lanjut usia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur atau meningitis. Agar terhindar dari bakteri Listeria, penting menghindari konsumsi susu dan produk olahan yang tidak melalui proses pasteurisasi dan pastikan mencuci sayuran dengan bersih.
Kesimpulan
Bakteri penyebab diare merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan, namun bisa berpotensi berbahaya, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Pengetahuan mengenai bakteri penyebab diare seperti E. coli, Salmonella, Shigella, dan lainnya sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi. Pencegahan dilakukan melalui kebersihan yang baik, konsumsi makanan yang dimasak dengan benar, serta pengelolaan sanitasi yang baik, baik di rumah maupun di fasilitas umum. Dengan menjaga kebersihan dan menghindari konsumsi makanan yang terkontaminasi, kita dapat mengurangi risiko terjadinya diare yang disebabkan oleh bakteri berbahaya ini.
Rekomendasi Klinik Berobat Terbaik
Jangan biarkan diare mengganggu kesehatan Anda! Kenali 8 jenis bakteri penyebab diare dan segera tangani dengan tepat. Percayakan perawatan Anda di MedicElle Clinic, klinik terbaik dengan layanan profesional untuk solusi kesehatan Anda.
Segera konsultasikan keluhan Anda dengan dokter umum. Hubungi kami melalui:
Our Location: Jalan Raya Gubeng no. 11 Surabaya, 60281
Email: cs.medicelle@gmail.com
Whatsapp: 08990118008
Office: +62 31 3000 9009
Customer Service: +62 31 3000 8008