Dikutip dari jurnal ilmiah Diare Pada Anak menjelaskan bahwa “Seorang anak bisa dikatakan telah mengalami diare apabila volume buang air besarnya terukur lebih besar dari 10 ml / kg per hari atau sekitar 250ml bila anak memiliki berat badan 25kg. Konsistensi tinja yang encer, banyak mengandung cairan dan sering (pada umumnya buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam).”
Diare pada anak merupakan kondisi yang umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Meskipun sering dianggap sepele, diare yang berlangsung lama atau parah bisa berbahaya, terutama pada anak-anak yang rentan dehidrasi. Orang tua tentunya perlu memahami apa saja penyebab, gejala, dan cara penanganan, serta pencegahan diare pada anak agar bisa bertindak cepat dan tepat. Untuk itu, simak artikel berikut untuk mengetahui informasi penting yang harus diketahui para orang tua.
Penyebab Diare pada Anak
Diare pada anak sudah pasti membuat para orang tua khawatir karena bisa memicu dehidrasi jika kondisinya semakin parah. Ada banyak faktor yang disebabkan, diantaranya:
- Infeksi Virus: Virus seperti rotavirus dan norovirus adalah penyebab utama diare pada anak yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan.
- Bakteri dan Parasit: Infeksi bakteri seperti Salmonella atau E coli dan parasit seperti amoba , dapat menyebabkan diare dan biasanya disertai dengan gejala lain seperti muntah atau demam.
- Makanan atau Minuman Tertentu: Beberapa anak mungkin memiliki intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, yang dapat menyebabkan diare setelah mengonsumsi produk susu atau makanan tertentu.
- Obat-obatan: Beberapa obat, terutama antibiotik, dapat mengganggu keseimbangan bakteri di saluran pencernaan dan menyebabkan diare.
- Stres atau Perubahan Rutinitas: Perubahan pola makan atau stres, seperti perjalanan jauh atau pergantian lingkungan bisa mempengaruhi pencernaan anak.
Gejala Diare pada Anak
Gejala diare pada anak dimulai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan tinja yang lebih cair dari biasanya. Selain itu, gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Perut kembung atau nyeri perut
- Demam ringan hingga sedang
- Mual atau muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Dehidrasi
Jika diare berlangsung lebih dari 2-3 hari atau disertai darah pada tinja, orang tua sebaiknya mengajak anak untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Jenis Diare pada Anak
Adapun berikut beberapa jenis diare yang dapat dialami oleh anak-anak:
- Diare Akut: Jenis diare yang paling umum, biasanya berlangsung kurang dari dua minggu dan sering disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
- Diare Kronis: Jika diare terjadi lebih dari dua minggu, ini dapat menjadi tanda adanya masalah pencernaan jangka panjang, seperti alergi makanan atau kondisi medis lainnya.
- Diare Osmotik: Disebabkan oleh ketidakseimbangan makanan atau minuman, seperti konsumsi gula berlebih atau produk susu pada anak dengan intoleransi laktosa.
Penanganan Awal di Rumah
Sebagai langkah awal, orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk meredakan diare pada anak di rumah, seperti:
- Memberikan Cairan Elektrolit: Diare dapat menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Memberikan larutan rehidrasi oral atau oralit yang mengandung elektrolit sangat penting untuk mencegah dehidrasi.
- Memberikan ASI atau Susu Formula: Untuk bayi yang masih menyusui, ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik. Sedangkan, untuk anak yang lebih besar, Anda bisa berikan susu formula atau cairan lain seperti kaldu untuk dikonsumsi.
- Menghindari Jus Buah atau Minuman Bersoda: Meskipun tampak menyegarkan, jus buah dan minuman bersoda dapat memperburuk diare karena kandungan gula yang tinggi.
- Makanan yang Mudah Dicerna: Berikan makanan yang ringan dan mudah dicerna, seperti nasi, pisang, atau kentang rebus.
Kapan Harus ke Dokter
Tidak semua kasus diare membutuhkan perawatan medis. Namun, orang tua harus segera membawa anak ke dokter jika:
- Diare berlangsung lebih dari 2-3 hari
- Tinja anak mengandung darah atau lendir
- Anak mengalami dehidrasi yang parah (mulut sangat kering, urin berkurang, atau mata cekung)
- Anak tampak sangat lemas atau tidak aktif
- Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa mempertahankan cairan
Diare yang berat atau disertai gejala lain seperti demam tinggi atau muntah dapat menjadi tanda adanya infeksi serius yang memerlukan perhatian medis.
Cara Mengobati Diare pada Anak
Pengobatan diare pada anak bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah dehidrasi. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan oleh orang tua antara lain:
- Rehidrasi atau pemberian cairan: Pastikan anak mendapatkan cairan yang cukup untuk menggantikan yang hilang akibat diare seperti oralit atau cairan rehidrasi lainnya untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit.
- Hindari Obat Anti-diare: Obat anti-diare tidak disarankan untuk anak-anak, kecuali atas rekomendasi dokter. Penggunaan obat ini bisa menghambat proses alami tubuh untuk mengeluarkan racun atau infeksi.
- Pemberian Bakteri Baik : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri baik bisa membantu mempercepat pemulihan diare, terutama diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
Cara Mencegah Diare pada Anak
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko diare pada anak yaitu:
- Mencuci Tangan: Ajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama setelah pergi ke toilet atau sebelum makan.
- Menjaga Kebersihan Makanan: Pastikan makanan yang diberikan kepada anak bersih dan disiapkan dengan benar. Hindari makanan mentah atau makanan yang sudah terkontaminasi.
- Menghindari Minuman yang Tidak Higienis: Berhati-hatilah dengan air atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya, terutama saat bepergian.
- Vaksinasi: Untuk beberapa jenis infeksi yang dapat menyebabkan diare, seperti rotavirus, vaksinasi dapat membantu melindungi anak dari penyakit tersebut.
Pola Makan Setelah Diare
Setelah diare mereda, penting untuk memperhatikan pola makan anak agar pemulihan dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah beberapa tips untuk pola makan setelah diare:
- Makanan Ringan dan Mudah Dicerna: Mulailah dengan memberikan makanan ringan seperti nasi, pisang, atau roti panggang.
- Hindari Makanan Berat: Jangan memberi makanan berat atau berlemak terlalu cepat, karena ini dapat membebani pencernaan.
- Perkenalkan Makanan Secara Bertahap: Secara bertahap, kembalikan pola makan anak ke makanan normal setelah anak merasa lebih baik dan bisa mencerna dengan baik.
Kesimpulan
Diare pada anak adalah masalah umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebab, gejala, dan langkah penanganannya sangat penting agar orang tua dapat menindaklanjuti kondisi tersebut dengan cepat. Penanganan awal yang tepat di rumah sangat membantu, namun jika gejala terus berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter. Dengan langkah pencegahan yang baik, orang tua dapat mengurangi risiko diare pada anak dan menjaga kesehatan pencernaan anak tetap optimal.
Rekomendasi Klinik untuk Konsultasi Kesehatan Anak
Setelah memahami hal penting seputar diare pada anak, jangan ragu untuk memberikan perhatian terbaik bagi si kecil. Konsultasikan kesehatan anak Anda dengan dokter terpercaya di MedicElle Clinic, solusi tepat untuk kesehatan keluarga!
Segera konsultasikan keluhan anak Anda dengan dokter spesialis anak. Hubungi kami melalui:
Our Location: Jalan Raya Gubeng no. 11 Surabaya, 60281
Email: cs.medicelle@gmail.com
Whatsapp: 08990118008
Office: +62 31 3000 9009
Customer Service: +62 31 3000 8008