SURYA.co.id | SURABAYA – Alergi yang terjadi pada buah hati kerap menimbulkan kecemasan bagi orangtua. Apalagi jika berdampak besar pada aktivitas si anak.
Alergi, ungkap dokter spesialis anak MedicElle Clinic, dr Septria Erlitarini SpA, disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor genetik.
“Apabila kedua orang tua tidak memiliki alergi, si anak tetap memiliki risiko terkena, namun kemungkinannya hanya 5 sampai 15 persen,” ungkap Septria.
Lanjutnya, apabila salah satu orang tua atau saudara kandung memiliki alergi terhadap makanan tertentu, maka si anak dapat beresiko alergi sekitar 20 sampai 40 persen.
“Risiko yang paling besar apabila kedua orang tuanya memiliki bakat alergi. Kemungkinan anak juga terkena alergi bisa sampai 60 persen,” Septria mengatakan.
Anak yang berusia kurang dari setahun, lanjutnya, biasanya alergi terhadap susu sapi. Namun, juga ada yang alergi terhadap telur, kacang dan gandum.
“Pencegahan primernya melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Hal ini sudah disepakati di seluruh dunia,” Septria menyampaikan.
ASI, paparnya, bisa membentuk imun atau daya tahan tubuh pada anak. Selain itu, anak sebaiknya dihindarkan dari paparan asap rokok karena bisa memicu munculnya alergi
“Selanjutnya, mau sudah tahu alergi, maka orang harus menghindari makanan yang memicu alergi (fase eliminasi),” lanjut Septria.
Untuk memastikan anak sudah terhindari dari alergi. Maka dilakukan fase pengenalan kembali dengan mengonsumsi kembali makanan yang dihindari secara perlahan.
dr. Septria Erlitarini Sp.A
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Faktor Genetik Memicu Alergi pada Anak dan Pencegahannya Melalui ASI, https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/09/faktor-genetik-memicu-alergi-pada-anak-dan-pencegahannya-melalui-asi.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti
Editor: Cak Sur