Kanker payudara bisa dideteksi bahkan sebelum muncul benjolan berkat teknologi Mammografi 3D (Tomosintesis). Alat ini mampu memindai jaringan payudara secara detail dan menampilkan gambar tiga dimensi sehingga kelainan sekecil apa pun bisa terlihat jelas. Dengan deteksi sedini mungkin, peluang kesembuhan meningkat dan penanganan medis menjadi lebih ringan.
Kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di Indonesia. Namun kabar baiknya, peluang sembuh meningkat signifikan jika kanker terdeteksi pada tahap awal. Di era teknologi medis modern, Mammografi 3D atau Tomosintesis kini menjadi alat penting untuk membantu mendeteksi kanker payudara bahkan sebelum muncul benjolan. Artikel ini akan membahas mengapa deteksi dini sangat penting, bagaimana teknologi 3D bekerja, serta kapan waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan.
Mengapa Deteksi Dini Itu Penting
Deteksi dini kanker payudara memungkinkan dokter menemukan perubahan kecil pada jaringan payudara sebelum berkembang menjadi tumor ganas. Tingkat kesembuhan akan jauh lebih tinggi bila kanker ditemukan pada stadium awal. Selain itu, penanganan juga menjadi lebih ringan—sering kali tanpa perlu tindakan besar seperti kemoterapi atau mastektomi. Karena itu, pemeriksaan rutin adalah langkah pencegahan paling efektif untuk menjaga kesehatan payudara dan meningkatkan harapan hidup.
Cara Kerja Mammografi 3D
Berbeda dengan mammografi 2D konvensional, teknologi Tomosintesis pada Mammografi 3D mengambil serangkaian gambar irisan tipis dari berbagai sudut payudara. Hasilnya kemudian digabungkan menjadi tampilan tiga dimensi yang lebih detail. Dengan visualisasi lapisan demi lapisan, dokter dapat melihat struktur jaringan dengan jelas dan mendeteksi kelainan yang mungkin tersembunyi di antara jaringan padat. Proses ini tidak hanya meningkatkan akurasi diagnosis, tetapi juga mengurangi kemungkinan pasien harus melakukan pemeriksaan ulang.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of the National Cancer Institute (JNCI), teknologi tomosintesis dapat mengurangi tumpang tindih jaringan yang sering kali menutupi keberadaan kanker atau menimbulkan kesan palsu pada gambar 2D konvensional. Dengan kata lain, Mammografi 3D membantu meningkatkan akurasi diagnosis dan meminimalkan risiko hasil pemeriksaan yang keliru.
Keunggulan Dibanding Mammografi 2D Konvensional
Mammografi 3D memberikan hasil yang jauh lebih akurat dan informatif dibandingkan versi 2D. Teknologi ini mampu mendeteksi lebih banyak kasus kanker stadium awal dan sekaligus menurunkan angka panggilan ulang (recall rate) pada pasien.
Sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Roentgenology (AJR) menunjukkan bahwa pemeriksaan payudara dengan teknologi 3D menghasilkan tingkat deteksi kanker invasif yang lebih tinggi dibandingkan mammografi digital 2D, dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah.
Dengan demikian, pasien tidak hanya mendapatkan hasil yang lebih akurat, tetapi juga terhindar dari stres dan pemeriksaan tambahan yang tidak diperlukan.
Bisa Mendeteksi Sebelum Ada Benjolan
Salah satu keunggulan utama Mammografi 3D adalah kemampuannya mendeteksi perubahan mikroskopis pada jaringan payudara, bahkan sebelum terbentuk benjolan yang bisa diraba. Dengan resolusi tinggi dan gambar berlapis, alat ini mampu menemukan mikro-kalsifikasi atau area abnormal sekecil beberapa milimeter. Artinya, wanita dapat mengetahui kondisi payudaranya jauh sebelum muncul gejala fisik, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya lebih efektif.
Ideal untuk Wanita dengan Payudara Padat
Bagi wanita dengan jaringan payudara padat, mammografi konvensional sering kali sulit mendeteksi kelainan karena tampilan jaringan normal dan tumor terlihat serupa pada hasil gambar 2D. Tomosintesis hadir sebagai solusi efektif karena menghasilkan citra tiga dimensi yang memisahkan lapisan jaringan secara detail.
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa wanita Asia cenderung memiliki jaringan payudara yang lebih padat dibandingkan wanita Kaukasia, sehingga pemeriksaan dengan teknologi 3D menjadi semakin penting. Studi yang dilakukan oleh Rajaram dkk. (2016) menemukan bahwa rata-rata kepadatan payudara wanita Asia sekitar 2% lebih tinggi dibandingkan wanita Kaukasia, yang berpotensi membuat deteksi kanker melalui mammografi 2D menjadi lebih menantang.
Dengan begitu, kemungkinan area kanker tersembunyi dapat diminimalkan. Itulah sebabnya, Mammografi 3D sangat direkomendasikan bagi wanita berusia di bawah 50 tahun atau yang diketahui memiliki payudara padat.
Kapan Sebaiknya Mulai Pemeriksaan Mammografi
Wanita disarankan mulai melakukan mammografi tahunan sejak usia 40 tahun. Namun, bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara atau faktor risiko genetik tertentu (seperti mutasi BRCA1/BRCA2), pemeriksaan sebaiknya dimulai lebih awal, bahkan sejak usia 30 tahun. Pemeriksaan rutin ini membantu mendeteksi setiap perubahan kecil yang bisa berkembang menjadi masalah serius di masa depan.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Mammografi Digital di MedicElle
Kesimpulan
Deteksi dini adalah kunci untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Dengan bantuan teknologi Mammografi 3D (Tomosintesis), wanita kini memiliki peluang lebih besar untuk menemukan kelainan lebih awal—bahkan sebelum benjolan muncul. Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan untuk semua wanita, terutama mereka dengan jaringan payudara padat atau riwayat keluarga dengan kanker. Jangan menunggu gejala muncul; lakukan pemeriksaan sejak dini untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup Anda.
Radiologi dan Breast Health di MedicElle Clinic
Layanan Radiologi dan Breast Health di MedicElle Clinic kini menghadirkan teknologi Mammografi 3D (Tomosintesis) sebagai bentuk komitmen dalam mendukung deteksi dini kanker payudara secara akurat dan nyaman. Semua pemeriksaan dilakukan oleh tenaga medis wanita profesional, sehingga pasien tidak perlu merasa malu atau risih selama proses pemeriksaan berlangsung. Lingkungan klinik yang ramah, aman, dan penuh empati membuat setiap pasien dapat menjalani pemeriksaan dengan tenang dan percaya diri. Jadwalkan pemeriksaan Anda hari ini di MedicElle Clinic Surabaya dan kenali kondisi payudara Anda lebih dalam—karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.
Segera konsultasikan keluhan Anda dengan dokter spesialis bedah umum. Hubungi kami melalui:
Our Location: Jalan Raya Gubeng No. 11, Surabaya, 60281
Email: cs.medicelle@gmail.com
WhatsApp: 08990118008
Office: +62 31 3000 9009
Customer Service: +62 31 3000 8008
Referensi
- Marinovich ML et al. “Breast Cancer Screening Using Digital Breast Tomosynthesis: Reducing Parenchymal Overlap.” JNCI, 2018. https://academic.oup.com/jnci/article/110/9/942/5068658
- Greenberg JS et al. “Comparison of Digital Breast Tomosynthesis and Digital Mammography.” AJR, 2014. https://ajronline.org/doi/10.2214/AJR.14.12642
- Rajaram N, et al. Breast Density Differences Between Asian and Caucasian Women Based on Mammographic Percent Density. PubMed, 2016. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27864652/




